Memaknai Gelar Datuak di Minangkabau
“Meskipun laki-laki yang diangkat sebagai datuak di kaumnya itu masih berusia muda, mereka tetap harus menjalankan amanah sepenuhnya. Tidak boleh ragu-ragu. Artinya, usia tidak bisa menjadi pedoman kebijaksanaan seorang datuak suatu kaum. Sebab mereka diangkat jadi datuak, tentu karena dinilai mampu menjadi tempat berlindung seluruh individu di kaumnya,” ujar Azwar.
Hal yang tidak betul menurut Azwar yaitu, seseorang mengambil gelar datuak hanya untuk kebutuhan pribadi saja. Misalnya untuk kebutuhan karir politiknya. Sehingga, setelah resmi menyandang gelar datuak di Minangkabau, ia mengabaikan tugas dan tanggung jawab sebagai pemimpin kaumnya.
“Kejadian seperti ini memang sangat sedikit terjadi. Namun, harapan kita kalau bisa jangan sampai terjadi seperti ini. Intinya, seorang datuak harus mengutamakan kepentingan kaum, bukan pribadi,” ungkapnya.
Jika datuak sibuk urusan pribadi saja, lanjut Azwar, bisa saja berdampak terhadap sosial di kampungnya. Contoh sederhananya generasi muda di kaumnya yang tidak terkontrol bisa berbuat sesuka hati, sehingga munculnya kegiatan yang melanggar norma adat dalam nagari.
“Makanya, datuak salah satu yang berperan penting dalam mewujudkan kondisi sosial yang baik dalam nagari. Khususnya pendidikan terhadap individu di kaumnya,” sarannya lagi.
Komentar ditutup.