Sabtu, 20 April 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Hari Ini, Info Terbaru dan Terkini

Memaknai Gelar Datuak di Minangkabau

Salah satu resepsi berunding untuk mencari kata sepakat pengukuhan gelar datuak di Minangkabau yang diadakan di Kabupaten Padangpariaman. (Foto: Datiak.com)
3625 pembaca

Namun tak dapat dipungkiri, terdapat pula beberapa orang datuak yang “memaksakan” diri mempertahankan gelarnya. Padahal, tanggung jawabnya di kaum kerap terabaikan. Baik karena kesibukan ataupun jarak tinggalnya yang jauh dari kampung halamannya, seperti merantau.

Hal inilah yang disorot oleh Pengamat Sosiolog Universitas Andalas, Dr Azwar. Menurutnya, setiap laki-laki Minangkabau yang dipercaya menjadi datuak oleh kaumnya, harus mengemban amanah tersebut lahir dan batin. “Jadi, gelar datuak di Minangkabau itu tidak boleh dijalankan setengah-setengah. Misalnya untuk hal-hal tertentu saja, seperti pernikahan dan urusan pusako (harta pusaka),” hemat Azwar.

Begitupun sebaliknya, imbuh Azwar, kaum yang sudah mempercayai seorang laki-laki di kaumnya untuk dijadikan datuak, juga harus menyerahkan seluruh hal-hal menyangkut kaumnya. Sehingga, seorang datuak bisa bijaksana dan tidak ragu-ragu dalam bersikap.

“Contoh kecilnya seperti kenakalan remaja sekarang. Jangan sampai orang tua, mamak atau bapak si anak marah kepada datuak ketika berang kepada anaknya yang berbuat salah,” saran Azwar.

Azwar menilai bahwa tugas dan tanggung jawab seorang datuak harusnya tidak tergerus oleh zaman. Artinya, keberadaan datuak harus terus menjadi sandaran atau tempat berlindung kaumnya. Jadi, datuak benar-benar banyak berpikir dan berbuat untuk kemaslahatan kaum dan kampungnya.

Tim Redaksi
Penulis

Komentar ditutup.