Rabu, 15 Mei 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Hari Ini, Info Terbaru dan Terkini

Sopir Bus Tranex Dengar Tangis Bayi Jam 10 Malam, Pas Dicek Ia Syok

Junedi saat menunjukkan posisi tempat diletakkannya bayi dalam bus Tranex yang diangkutnya. (Foto: IST)
2467 pembaca
Di tengah keheningan malam seorang sopir bus Tranex dari Padang, Junedi, 49, kaget mendengar tangisan bayi dalam bus Tranex. Ia merasa beralusinasi. Pasalnya, hanya ia seorang diri di dalam angkutan umum yang dikemudinya itu. Seperti apa cerinya?

Kejadian yang dialami sopir bus Tranex itu pada Rabu (26/10/2022) sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu, Junedi mengemudi bus Tranex dari Padang menuju Pariaman. Tidak ada penumpang sepanjang perjalanan tersebut. Sehingga, ia pun sendirian di dalam Tranex.

“Saya memang tidak punya kernek. Jadi kalau tidak ada penumpang, memang sepi rasanya. Tapi itu sudah biasa,” ungkap sopir Tranex itu kepada awak media, kemarin.

Namun di tengah kesepian itu, ia dibuat kaget. Perasaannya tak nyaman. Pasalnya, di dalam mobil ia mendengar suara bayi dalam bus Tranex itu. “Saya tentu kaget mendengar tangis bayi itu. Saya berpikir apakah saya beralusinasi,” katanya.

Namun, sambungnya, suara tangisan bayi makin jelas terdengar. Pas di kawasan Pauh Kamba (jelang sampai di Pariaman), dirinya memutuskan berhenti dan memeriksa ke belakang mobilnya.

“Saya kaget melihat di bangku belakang ternyata memang ada bayi. Waduh, bayi siapa ini,” ucapnya kaget saat itu.

Lantaran si bayi terus menangis, dirinya pun membawa bayi laki-laki itu ke bangku depan. Tempatnya di sebelah tempatnya duduk mengemudi bus Tranex itu.

“Saya memutuskan untuk membawa bayi ini ke rumah, karena dia tidak henti-hentinya menangis,” beber Junedi yang sudah menjadi sopir bus Tranex sejak 1997 itu.

Siapa Saja Penumpang Junedi?

Junedi tak tahu dari mana datangnya si bayi tersebut. Seingat sopir bus Tranex itu, saat membawa Tranex dari Sungai Geringging Kabupaten Padangpariaman ke Padang pukul 18.00 WIB, ia hanya mendapatkan 5 orang penumpang.

2 orang penumpangnya naik saat masih di Sungai Geringging. Lalu, penumpang ketiga naik di Simpang Apa Pariaman, penumpang keempat di Cimparuah Pariaman, dan penumpangnya yang kelima naik di Simpang Jaguang Pariaman.

“Saya tidak ingat wajah kelima penumpang saya itu. Sebab, mereka naiknya kan dari pintu tengah. Selain  itu, saya kan juga tidak punya kernek,” kata sopir bus Tranex tersebut.

Mungkinkan Bayi Diletakkan saat di Padang?

Sekitar pukul 20.00 WIB, bus Tranex yang diangkut Junedi sampai di Padang. Tepatnya di dekat halte kawasan Basko Hotel Padang.

“Saya sempat berhenti di Padang itu sekitar 1 jam menunggu penumpang yang hendak ke Pariaman. Yakni dari pukul 20.00 sampai 21.00,” ucap sopir bus Tranex tersebut.

Hanya saja, setelah sejam menanti ia tak mendapatkan penumpang. Sehingga, dirinya balik ke Pariaman dengan kondisi bus Tranex kosong penumpang. “Makanya saya sangat kaget saat mendengar suara bayi, karena tidak ada penumpang kan,” kenangnya.

“Saya juga tidak tahu kapan diletakkan bayi dalam bus Tranex itu, karena saya mendengar tangisnya saat saya jelang sampai kawasan Pauh Kamba. Itu kan jarak yang sangat jauh dari Padang, karena hampir sampai di Pariaman,” sambungnya menjelaskan.

Kondisi Bayi Menguning
Sopir Bus Tranex Dengar Tangis Bayi Jam 10 Malam
Kapolsek Pariaman, AKP Edi Karan didampingi jajaran, saat menitipkan bayi yang ditelantarkan dalam bus Tranex ke bidan Firdawati untuk proses perawatan. (Foto: IST)

Sesampainya di rumah, istri Junedi tentu kaget melihat sang suami membawa bayi. Junedi pun langsung menceritakan seluruhnya kepada si istri. Sehingga, mereka memutuskan untuk melapor ke Polsek setempat.

“Setelah kami melaporkan ke Polsek Pariaman, diputuskan untuk membawa bayi ini ke bidan dekat Polsek Pariaman tersebut, yakni bidan Firdawati,” ungkap sopir bus Tranex itu.

Hal itu dibenarkan oleh Kapolsek Pariaman AKP Edi Karan. Sekarang, pihaknya tengah melakukan penyelidikan tentang kasus penelantaran bayi dalam bus Tranex tersebut.

“Ini kasus pidana, pelakunya terancam hukuman penjara. Jadi saya ingatkan kepada warga jangan main-main dengan kasus penelantaran anak,” ujarnya.

AKP Edi memastikan bahwa pihaknya bertindak cepat dalam pengungkapan kasus tersebut. “Banyak yang ingin mengadopsi si bayi, namun tentu harus melalui prosedur hukum dahulu. Jadi tidak menimbulkan masalah baru di kemudian hari,” tukas kapolsek.

Sementara itu, bidan Firdawati menyebutkan, usia bayi laki-laki yang ditelantarkan itu sekitar tiga hari. “Berat badan bayi ini 2,7 kg, dengan kondisi saat ditemukan sehat,” katanya.

Hanya saja, sambungnya, bayi itu perlu dibawa ke dokter spesialis anak untuk dicek kondisinya. “Saat ditemukan memang dalam keadaan sehat, namun pagi ini (kemarin) terlihat sedikit kuning. Bisa jadi karena semalam ia kekurangan cairan,” tukasnya. (da.)


Hasnul Uncu
Penulis