Senin, 20 Mei 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Hari Ini, Info Terbaru dan Terkini

Rekonstruksi Pembunuhan Anak Tiri di Pariaman: Adegan 7-10 Sangat Kejam

Pelaku memperagakan saat meninju sisi perut korban. (Gambar: Polres Pariaman)
154 pembaca

Pariaman | Datiak.com – Rekonstruksi pembunuhan anak tiri di Pariaman, benar-benar menunjukkan tindakan kejam yang dilakukan BA (38 tahun). Setidaknya, tindakan biadab itu diperagakannya dalam 21 adegan.

Seperti diketahui, pembunuhan terhadap anak tiri di Pariaman itu menggemparkan pada April 2024. Korbannya seorang balita bernama Nalendra Zavier Akhtar (3,8 tahun). Ia meninggal dalam kondisi banyak lebam di tubuhnya.

BA yang merupakan ayah tiri korban, sempat mengantarkan ibu korban membawa korban ke RS Aisyiyah Pariaman. Setelah itu, BA melarikan diri. Sehingga, ia diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan anak tirinya itu.

Pelarian BA tak berlangsung lama. Tim Polres Pariaman berhasil meringkusnya di Kota Padang Panjang. Saat itu, BA berada di rumah pamannya. Setelah menjalani penyidikan di Mapolres Pariaman, BA memasuki tahapan rekonstruksi pembunuhan anak tiri di Pariaman itu.

Dalam reka adegan pembunuhan itu, BA memperlihatkan bagaimana ia melakukan tindakan kekerasan terhadap korban. Rekonstruksi pembunuhan anak tiri di Pariaman itupun disaksikan ibu korban dengan isak tangis.

Adega 1-6, menceritakan korban yang sedang tidur hingga terbangun pukul 16.30 Wib, pada Kamis (4/4/2024). Lalu, korban yang diare menuju kamar mandi. Korban pun muntah-muntah. Pelaku memandikan korban, setelahnya menyuapi makan.

Setelah itu, korban kembali muntah-muntah di karpet ruang tamu. Nah, momen inilah BA mulai berang hingga melakukan tindakan kekerasan pada korban. Tindakan ini dimulai dari adegan ke-7 dalam rekonstruksi pembunuhan anak tiri di Pariaman.

Pelaku memperagakan bagaimana tindakan kekerasan awalnya. Hingga adegan ke-10, ia melakukan tindakan pemukulan dengan meninju sisi paha korban berulang kali. Korban pun teriak kesakitan sembari mengatakan bahwa hanya ibu dan ayah kandungnyalah yang menyayanginya.

Mendengar itu, pelaku makin emosi, sembari berteriak kepada korban bahwa ia sudah lelah mengurusi korban. Pelaku yang kalap bahkan dengan tega melayangkan tinjunya sekuat tenaga ke perut korban. Pukulan itu dilakukan sebanyak tiga kali, sehingga korban merintih dan bersandar ke diding karena kesakitan.

Kondisi itu rupanya tak membuat pelaku kasihan. Ia semakin menjadi-jadi dengan memukuli punggung korban dengan cara ditinju berkali-kali. Lalu, berlanjut pada tinjuan di sisi kepala korban yang juga berulang kali. Reka adegan pembunuhan itu benar-benar menggambarkan kekejaman pelaku.

“Memasuki adegan ke-11, digambarkan kondisi korban yang sudah tak berdaya. Saat itu, pelaku panik dan mengangkat korban ke kamar, dalam kondisi tak sadarkan diri. Pelaku yang panik mencoba mengoleskan minyak kayu putih ke hidung korban,” kata Kasat Reskrim Polres Pariaman, Iptu Rinto.

Selain itu, sambungnya, pelaku juga mengoleskan minyak kayu putih ke sisi perut, dada dan kaki korban. Ternyata, korban tak kunjung bangun. Pelaku yang sudah hilang akal, akhirnya membiarkan korban terbaring dalam kondisi tak sadar tersebut.

Sekitar pukul 19.30 Wib, ibu korban pulang. Ia menghampiri korban yang sedang terbaring di atas kasur tersebut. Si ibu pun kaget melihat bibir buah hatinya yang pucat dengan kaki yang dingin. Lalu, ibu korban bertanya kepada pelaku.

Namun, pelaku dengan santainya menjawab tak tahu kepada ibu korban. Si ibu yang sangat cemas, meminta pelaku mengantarkannya membawa korban ke RS Aisyiyah Pariaman. Namun saat menggendong putra tercintanya itu, si ibu melihat ada memar tubuh anaknya itu.

Namun, ibu korban yang memikirkan apa yang dilakukan suaminya itu terhadap anaknya. Sebab, yang ia harapkan saat itu bagaimana anaknya terselamatkan. Ternyata, sesampainya di rumah sakit, korban dinyatakan meninggal dunia oleh dokter. Sedangkan pelaku sudah melarikan diri. (*)


Putri Maharani
Penulis