Jumat, 29 Maret 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Terbaru Hari Ini dan Info Terkini

Program ECHO Green, Buat Petani di 6 Nagari Ini tak Pusing Lagi Pupuk Langka

Ketua TP-PKK Padang Pariaman, Yusrita Suhatri Bur, saat memberikan materi tentang pemanfaatan lahan pekarangan rumah oleh kalangan perempuan/ibu rumah tangga, untuk pertanian pangan/sayuran, Rabu (1/2/2023). (Hasnul Uncu/DatiakFoto)
947 pembaca

Padang Pariaman | Datiak.com – Kabupaten Padang Pariaman masuk dalam program ECHO Green (Promoting Green Economic Initiatives by Women and Youth Farmer in the Sustainable Agriculture Sectors in Indonesia). Program di bawah koordinasi Penabulu ini, dilaksanakan bersama ICCO Cooperation, Konsil LSM Indonesia dan KpSHK.

Fokus dalam program ini yaitu kalangan perempuan yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT), serta petani muda. Sebab, kedua kalangan itu dilihat memiliki potensi besar dalam memajukan sektor pertanian di Padang Pariaman.

Hal ini sebagaimana dipaparkan Manajer Program ECHO Green Padang Pariaman, Ramadhaniati, usai pelaksanaan lokakarya dan pameran inisiatif pertanian hijau oleh kelompok tani perempuan dan generasi muda tani, di Aula Bapelitbangda Padang Pariaman, Rabu (1/2/2023).

“Dalam program ini, kita melibatkan sebanyak 25 nagari di Padang Pariaman. 8 nagari di Kecamatan Ulakan Tapakih, 9 nagari di Lubuk Alung, dan 8 nagari di Kecamatan Batang Anai,” ujar Ramadhaniati.

Hanya saja, dari 25 nagari tersebut, sambungnya, setelah dilakukan analisa dan penilaian, 6 di antaranya dijadikan pilot project program ECHO Green.

“Tapi, dalam pelaksanaan lokakarya dan beberapa kegiatan lainnya, kita tetap lebibatkan perwakilan 19 nagari lainnya. Harapanya, perwakilan tersebut dapat menyosialisasikan program ini ke masyarakat petani di nagarinya nanti,” papar Ramadhaniati.

Nagari yang menjadi pilot project program ECHO Green tersebut, KWT dan petani mudanya diberikan pendampingan bagaimana bertani tanpa terikat produk kimiawi. Jadi, mereka banyak diedukasi menciptakan kebutuah mereka untuk bertani. Misalnya pupuk dan pembasmi hama.

“KWT dan petani muda di 6 nagari itu bergerak di berbagai jenis pertanian. Ada yang bertanam jagung, sayuran, sawah/padi, jahe, dan lainnya. Mereka sudah bisa membuat produk-produk yang dapat mendukung pertanian mereka agar tak terikat produk berbahan kimia,” jelasnya.

Ramadhaniati pun menilai, program yang didanai oleh Uni Eropa itu, sangat disambut baik oleh pemerintah nagari ataupun Pemkab Padang Pariaman. Baik dengan regulasi ataupun pengalokasian anggaran sebagai tindak lanjut untuk mendukung petani program ECHO Green ke depannya.

“Dalam lokakarya ini, kita juga menghadikan Divisi Marketing Transmart. Ini tujuannya untuk mendukung dan upaya private sector dalam menguatkan rantai nilai komoditas yang adil dan berkelanjutan. Semoga menarik minat bertani bagi perempuan dan generasi muda tani nantinya,” tukasnya.

hasnul uncu wartawan datiak
Adellar Prasetya
Hasnul Uncu
Penulis