Senin, 29 April 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Hari Ini, Info Terbaru dan Terkini

Kunjungan Wisata Kota Bukittinggi Turun karena Erupsi dan Cuaca Buruk

Jam Gadang yang menjadi objek wisata paling populer di Kota Bukittinggi. (Foto: Pemko Bukittinggi)
314 pembaca

Bukittinggi | Datiak.om – Kunjungan wisata Kota Bukittinggi mengalami penurunan signifikan sejak Desember hingga awal Januari. Dinilai, sebagian besar pemicunya yaitu erupsi Gunung Marapi, yang menghasilkan abu vulkanik.

Tidak hanya itu, cuaca buruk juga dianggap sebagai penyebab turunnya kunjungan wisata Kota Bukittinggi. Sebab, hujan lebat menyebabnya banjir dan longsor di sekitar kota dengan ikon Jam Gadang itu.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi, Rofie Hendra, erupsi yang terjadi pada 3 Desember 2023, langsung berdampak pada industri pariwisata kota tersebut.

“Pada hari Minggu erupsi, pendapatan tiket masuk lokasi wisata berbayar di Kota Bukittinggi turun drastis menjadi sekitar Rp60 juta,” ungkapnya, Senin (15/1/2024).

“Padahal, jika dibandingkan dengan pendapatan normal harian (sebelum terjadi erupsi Marapi, Red), yakni mencapai Rp100 juta,” sambungnya.

Selain abu vulkanik, lanjutnya, tingginya curah hujan sejak bulan Desember juga menjadi faktor utama penurunan kunjungan wisata Kota Bukittinggi.

Rofie menyebutkan bahwa kejadian longsor dan banjir di sekitar Bukittinggi, menjadi faktor yang turut memengaruhi kunjungan wisatawan ke Kota Bukittinggi.

“Dalam bulan Desember 2023, kami mencatat penurunan jumlah pengunjung sebesar 50 ribu orang jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,” jelasnya.

“Faktor-faktor seperti erupsi dan cuaca buruk sangat mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung ke kota ini,” imbuhnya.

Meskipun gunung Marapi telah ditingkatkan statusnya menjadi siaga (level III), ia menilai bahwa Bukittinggi masih relatif aman untuk dikunjungi.

Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, pihaknya saat ini tengah menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan, fokus pada promosi wisata edukasi yang menonjolkan sejarah kota.

“Kami menawarkan stimulus berupa penurunan harga tiket masuk hingga 50 persen untuk lokasi wisata berbayar seperti Panorama Lobang Jepang, Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, serta Benteng Fort De Kock,” ungkapnya.

“Langkah ini diharapkan dapat memancing minat wisatawan dan mengembalikan kepercayaan mereka terhadap keamanan Kota Bukittinggi,” tukas Rofie. (*)


Putri Maharani
Penulis