Senin, 13 Mei 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Hari Ini, Info Terbaru dan Terkini

Dugaan Beras Sintetis di Bukittinggi Terpecahkan dari Uji Labor

Kadis Pangan Sumbar Syaiful Bahri menjelaskan kepada awak media terkait tuduhan beras sintetis di Bukittinggi tidaklah benar. Dari hasil uji laboratorium, diketahui bahwa beras itu berjenis Sokan asal Kabupaten Pasaman. (Foto: Ist)
311 pembaca

Padang | Datiak.com – Dugaan beras sintetis di Bukittinggi yang viral belakangan ini, akhirnya terpecahkan. berdasarkan uji laboratorium menunjukkan bahwa beras yang ditemukan tersebut adalah beras biasa.

Kepala Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat, Syaiful Bahri, menjelaskan bahwa hasil laboratorium dari PT Saraswanti Indo Genetech telah memastikan bahwa beras yang dikonsumsi warga Bukittinggi bukanlah beras sintetis. Jenis dan asal beras tersebut berasal dari beras Sokan di Kabupaten Pasaman.

“Kami sudah memperoleh hasilnya Sabtu (14/10/2023). Hasilnya bukan sintetis. Beras itu murni beras lokal, yang berasal dari Kabupaten Pasaman,” kata Syaiful.

Ia juga mencatat bahwa tekstur beras Sokan dari Pasaman, yang sebelumnya dicurigai sebagai beras sintetis di Bukittinggi itu, memang sedikit lebih pulen dari beras Sokan biasa.

Terkait kondisi pedagang yang diduga menjual beras sintetis di Bukittinggi tersebut, Dinas Pangan Bukittinggi akan memberikan pendampingan pada mereka. Sebab, isu yang berkembang belakangan sangat berdampak pada pedagang.

Sebelumnya, Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, meminta masyarakat untuk tetap tenang dan waspada terhadap beras sintetis di Bukittinggi yang membuat was-was warganya. Safar juga mendorong masyarakat untuk membeli beras dari langganan yang terpercaya, bukan tergiur oleh harga murah.

Pemko Bukittinggi mengharapkan partisipasi aktif dari masyarakat untuk melaporkan jika menemukan beras yang dicurigai sebagai beras sintetis. Tim survei telah turun ke lapangan untuk memantau kondisi beras, dan sampel telah diambil untuk uji laboratorium. Hingga saat ini, tidak ada beras sintetis di Bukittinggi yang ditemukan.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi, Hendry, memastikan bahwa tim yang diturunkan tidak menemukan adanya beras sintetis di Bukittinggi. Harga beras di sana saat ini berkisar antara Rp 14 ribu hingga Rp 17 ribu per kilogram, tergantung pada kualitasnya.

Pedagang Beras di Bukittinggi yang Digurikan

Berita mengenai dugaan beras sintetis, ternyata benar-benar membuat omset seorang pedagang beras di Bukittinggi bernama Yeni turun tajam. Fitnah yang menimpanya itu membuat penjualan berasnya anjlok 50 persen. Ia pun meminta adanya upaya pemulihan atas citra usahanya tersebut.

“Saya merasa sangat dirugikan karena kasus beras sintetis dari kedai saya menjadi viral, dan akibatnya omzet penjualan saya turun hingga 50 persen. Banyak pelanggan yang beralih ke kedai lain,” kata Yeni, seorang pedagang yang merasa terdampak.

Selain itu, di pasar, Yeni juga sering disindir oleh pedagang lain, yang membuatnya mengalami tekanan mental. Ia berharap bahwa oknum yang menyebarkan isu tersebut dapat memberikan klarifikasi dan meminta maaf kepada pedagang seperti dirinya.

“Saya berharap klarifikasi tersebut dapat sampai kepada masyarakat dengan baik sehingga bisa membantu memperbaiki omzet saya yang turun drastis sejak pemberitaan tentang dugaan beras sintetis ini muncul,” ujar Yeni.

Padahal, dari hasil tes laboratorium yang dilakukan, mengungkap bahwa beras yang sebelumnya diduga sebagai sintetis ternyata negatif dan hanya merupakan beras biasa. Beras itu berjenis Soka nasal Kabupaten Pasaman.

Kejadian ini menunjukkan betapa berhati-hati dalam menyebarkan informasi, serta pentingnya verifikasi dan klarifikasi sebelum mengambil langkah-langkah yang dapat merugikan individu atau mata pencarian (usaha) seseorang. (da.)


Adellar Prasetya
Penulis