Minggu, 28 April 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Hari Ini, Info Terbaru dan Terkini

Cerita di Balik Wafatnya Ali Mukhni, Bupati Padang Pariaman 2010-2021

Jenazah Ali Mukhni saat hendak dibawa untuk disholatkan dan dimakamkan di pekuburan keluarganya di Kampuangpauah, Nagari Campago, Kecamatan V Koto Kampuang Dalam, Minggu (29/10). (Hasnul Uncu/DatiakFoto)
2873 pembaca

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kabar duka menyelimuti Padang Pariaman, Sabtu (28/10/2023). Bupati Padang Pariaman 2010-2021, Ali Mukhni wafat. Banyak yang tak percaya mendengar kabar wafatnya Ali Mukhni, lantaran mengetahui Alamarhum tampak sehat-sehat saja. Namun begitulah kehidupan dunia, setiap hamba harus kembali saat dipanggil Khalik-nya.

Kabar wafatnya Ali Mukhni benar-benar bagai petir di siang bolong. Begitu ucapan banyak orang di rumah duka di Kampungjao, Kota Pariaman. Bagaimana tidak, sehari sebelum itu, Ali Mukhni masih tampak sehat bugar saat menghadiri undangan Maulid Nabi Muhammad SAW di beberapa surau di Padang Pariaman.

Bahkan, informasi yang dihimpun di rumah duka, Sabtu (28/10/2023) pagi Ali Mukhni masih menjalani aktivitas rutinnya. Yakni joging di sekitar rumahnya itu. Tidak sedikit pun ada yang menyangka ia bakal berpulang ke pelukan Yang Maha Kuasa.

Ia joging berdua dengan salah seorang tetangga yang juga teman pergi menjalani aktivitas kemasyarakatan. Seperti biasa, usai joging, temannya yang disapa Wan itu, pulang ke rumah untuk mandi. Sebab mereka akan menjalani aktivitas untuk memenuhi undangan masyarakat.

Setelah Wan selesai bersiap-siap, ia pun kembali ke rumah Ali Mukhni. Namun, ia melihat Ali Mukhni masih duduk di teras rumahnya seperti sedang tertidur. Wan pun mencoba untuk membangunkannya, tetapi ia tak mendapat respon.

Khawatir dengan kondisi itu, Wan memanggil anak Ali Mukhni. Sehingga, Ali Mukhni langsung dibawa ke RSUD Pariaman. Pertolongan medis pun berjalan di IGD. Namun Allah bekehendak agar Ali Mukhni kembali kepada-Nya.

Sabtu (28/10/2023) sekitar pukul 13.00, rumah duka pun ramai petakziah. Mulai dari tetangga, kerabat, sahabat, para tokoh, dan masyarakat yang datang melayat. Suasana duka terasa begitu menusuk, ketika melihat bola mata setiap orang di sisi jenazah tokoh kebanggaan Padang Pariaman itu.

Banyak yang haru setelah menatap langsung wajah tokoh yang dikenal dekat dan terbuka dengan masyarakat ini. Wajahnya tampak begitu bersih dan memancarkan ketenangan. Ia bak sedang tertidur lelap.

Saat itu, dua putra Ali Mukhni, tampak berada di sisi jenazahnya. Yakni Ikhsan dan Fadil. Kedua pria muda tersebut, menghelus-helus dada untuk berupaya membendung tangis. Beberapa petakziah dan sahabat, merangkul untuk membantu menengkan hati keduanya dari kesedihan mendalam di hadapan jenazah Sang Ayah tercinta.

Kepulangan Istri

Sabtu (28/10/2023) malam, Rena Sofia, istri Ali Mukhni sampai di rumah duka. Suasana pun makin diselimuti duka mendalam. Hati Rena tentu sangat remuk melihat Sang Suami terbujur kaku. “Ayah…,” satu kata keluar dengan lirih dan bergetar dari ibu tiga orang putra itu.

Ketiga putra Ali Mukhni pun semakin diselimuti kesedihan. Yakni Muhammad Ikhbal, Muhammad Ikhsan, Muhammad Fadhil. Keteguhan pria-pria muda inipun terbawa larut dalam kesedihan Sang Ibu tercintanya.

Untuk diketahui, sejak Ali Mukhni mengakhiri masa baktinya sebagai Bupati Padang Pariaman awal 2021, ia bersama Rena membuka usaha rumah makan di Pekanbaru, Riau. Rena yang memang piawai dalam memasak, sepenuhnya turun tangan di dapur untuk menggerakkan usahanya itu. Sehingga, Rena harus tinggal di Pekanbaru.

Sedangkan Ali Mukhni, masih rutin pulang balik Pariaman-Pekanbaru. Lantaran banyaknya kegiatan di Pariaman dan Padang Pariaman, Ali Mukhni tentunya lebih sering tinggal di rumahnya di Pariaman bersama anak-anaknya.

Sang Ayah

Ali Mukhni menjadi sosok Ayah bagi banyak anak muda di Padang Pariaman dan Kota Pariaman dari berbagai profesi. Sebab, ia memang mampu memahami dan menghargai segala usia. “Ayah, kita benar-benar didengarkan. Kalau ingin menjawab, pasti minta izin dulu ‘Ayah jawab ya’,” kenang Indah, 30, seorang warga Padang Pariaman.

Putri Maharani
Penulis