Selasa, 14 Mei 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Hari Ini, Info Terbaru dan Terkini

141 Nasabah Bank Nagari Melapor, Kerugian Ditaksir Rp 1,5 M

Pihak Bank Nagari memberikan keterangan pers terkait dugaan skimming yang dilaporkan nasabahnya. (Foto: Ist)
404 pembaca

Padang | Datiak.com – Sebanyak 141 nasabah Bank Nagari melaporkan bahwa rekeningnya menyusut. Padahal, mereka tidak pernah melakukan penarikan uang atau pembelian online. Nasabah yang memberikan laporan itu, diduga menjadi korban skimming (tindak kejahan dengan menggandakan data nasabah).

“Kartu ATM yang memakai magnetic stripe yang berada di sisi belakang kartu, rentan diakali oleh skimmer (aktor kejahatan skimming). Satuan tugas yang dibuat Bank Nagari langsung lakukan penelusuran pada transaksi yang disampaikan 141 nasabah Bank Nagari itu,” tutur Dirut Bank Nagari, M Irsyad, saat temu jurnalis Kamis (12/5).

M Irsyad menyebutkan, nasabah yang terkena skimming 141 nasabah Bank Nagari. Kerugian pun ditaksir kurang lebih Rp 1,5 miliar. Dia memperjelas tidak ada mesin ATM Bank Nagari yang memiliki masalah. “Kita telah periksa, adakah alat skimming di mesin itu atau tidak, dan kita cek juga rekaman CCTV,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, ada 3 ATM Bank Nagari yang diduga pernah terpasang alat skimming. Yakni ATM di Terandam, Anduring, dan ATM GG Mart Aur Duri, Kota Padang. Di 3 ATM itu, muka aktor terekam brewokan. Diduga kuat aktor ialah WNA (Warga Negara Asing). Kondisi itu pun telah disampaikan pihaknya ke Dit Reskrimsus Polda Sumbar.

Skimmer itu melakukan penarikan uang di luar Sumbar. Seperti teridentifikasi pengambilannya di mesin ATM di Bali dan yang lain. Menurut kami, skimmer bisa pilih nasabah bank apa yang hendak diculiknya, karena data nasabah lain juga telah mereka rekam. Kemungkinan, sekarang mereka pilih nasabah Bank Nagari,” cermatnya.

“Rekening 141 nasabah Bank Nagari yang diduga terserang skimming, diambil uangnya di luar Sumbar, seperti Bali dan yang lain (tidak menggunakan ATM Bank Nagari, Red). Uang nasabah yang diculik itu banyak juga langsung dibelikan Bitcoin (uang elektronik) lewat virtual akun pada suatu perusahaan cryptocurrency di Jakarta,” bebernya.

Dirut mengatakan, apabila uang 141 nasabah Bank Nagari memang diculik skimmer, pihak bank pasti menanggungnya 100 persen. Ini dipertegas oleh ketentuan Bank Indonesia (BI) dan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Teknisnya, nasabah kunjungi kantor Bank Nagari untuk menandatangani surat aduan, dan itu sebagai dasar untuk proses seterusnya.

“Nasabah yang memakai kartu ATM yang tidak ada chip, diminta selekasnya menukar kartunya. Kita punyai 80 ribu kartu ATM yang telah mempunyai chip. Bahka, 90 ribu kartu ATM telah diminta ke supplier,” katanya.

Sebetulnya, pihaknya ingin menukar kartu pada 2021. Tetapi kartu chip di supplier sedang kosong. Maka, sekarang nasabah diminta selekasnya mengganti kartu ke kartu chip. Ini diutamakan di semua cabang Bank Nagari.

“Saya beritahukan lagi kalau nasabah dapat lakukan proses pengambilan uang tunai lewat mobile banking, dan akan ditujukan ke mesin ATM yang paling dekat untuk ambil uangnya. Istilahnya ambil tunai tanpa kartu,” tukas M Irsyad. (da.)


Hasnul Uncu
Penulis