Kamis, 28 Maret 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Terbaru Hari Ini dan Info Terkini

Siska Hamdani, Anak Penjahit di Solok, jadi Pejabat Prancis

Siska Hamdani, seorang WNI asal Kabupaten Solok yang kini menjadi ahli kelistrikan di Prancis. Kisahnya sangat menginpirasi untuk mencapai karir tersebut. (Foto: Istimewa)
1681 pembaca

Ada Cemooh juga di Prancis

Sudah nasib Siska Hamdani tampaknya agar selalu sabar menghadapi cemooh. Sebab tidak di kampung saja, Siska juga dihadapkan dengan sosok pencemooh di Prancis. “Orang (yang mencemoohnya, Red) tersebut dari lembaga Prancis yang bekerja untuk membantu mahasiswa Indonesia,” ungkapnya.

Masalah awal dirinya dicemooh, karena menolak ikut les bahasa Prancis selama 6 bulan. “Biayanya (les bahasa Prancis, Red) mahal. Mereka juga tidak tahu, kalau saya mendapat summer class selama 2 bulan untuk belajar bahasa Prancis. Biayanya sepenuhnya ditanggung Pemerintah Prancis,” ceritanya.

Dua tahun menjalani pendidikan di France Excellence, Siska Hamdani sukses menyandang gelar Master of Science (MSc). Ia menyelesaikan program master di Ecole Nationale Supérieure de Chimie de Montpellier, dengan skala 18,5 dari 20, pada tahun 2007.

Pendidikannya tak terhenti di sana. Siska masih diberikan kekuatan dan rezeki melanjutkan pendidikannya ke progam PhD (setingkat doktor) doctorat en physico-chimie des matériaux polymères (spesialis bidang polimer untuk kabel tegangan tinggi), di Université Montpellier II.

“Disertasi saya saat itu tentang silikon untuk aplikasi pada suhu tinggi, seperti kabel keamanan. Bahkan, di Université Montpellier II, penelitian dasar terkait dengan pengisian mineral, mekanisme tahan api juga telah dipatenkan dan dipublikasikan,” kenangnya.

Sekarang, terdapat 5 buku yang ditulis Siska Hamdani telah dipublikasikan. Lalu, sejumlah paten dikantonginya selama studi PhD di Prancis. Di antaranya composition aqueuse ignifuge dari FR Paten Nasional Prancis, fabric comprising a transpoarent, fire-resistant coating dari European Worldwide Panten, dan polystyréne expancé ignifiguré par hydroxide d’aluminium dari FR Paten Nasional Prancis.

“Program PhD saya itu sebenarya juga beasiswa. Yakni dari orang Rusia di Université Montpellier II. Mereka menawarkan beasiswa, karena tertarik dengan tesis program master saya tentang inovasi baru yang dapat meluruskan rambut keriting orang Afrika,” bebernya.

Setelah menyelesaikan program PhD di tahun 2011, Siska kemudian di angkat menjadi asisten dosen di laboratorium Université Montpellier II. Lalu menjadi asisten dosen Ingénierie des Matériaux Polymères à l’INSA de Lyon tahun 2014-2015.

Setelah di de Lyon, Siska Hamdani kemudian bekerja di Research And Innovation Engineer dari Maret 2015-Juli 2018. Sejak Oktober 2018 sampai sekarang, Siska bekerja di EDF (Électricité de France S.A), sebuah perusahaan utilitas listrik Prancis (semacam BUMN). Di sana ia menjadi spesialis polimer di EDVANCE yang merupakan anak perusahaan EDF.

favicon datiakcom baru oke
Tim Redaksi
Penulis