Senin, 20 Maret 2023

Datiak.com

Berita Terbaru Hari Ini dan Informasi Terkini

Sejarah Rendang, Kuliner yang jadi Identitas Orang Minang

Rendang, masakan khas Minangkabau yang sudah sangat dikenal di sentaro dunia. (Foto: Pixabay)
271 pembaca

Sejarah rendang lahir dari tangan masyarakat Minangkabau. Menurut riwayatnya, nama “rendang” datang dari bahasa Minang, yakni “randang”. Kata randang mengarah pada teknik mengolah yang namanya disebut “marandang”. Seperti apa marandang itu?

MARANDANG memiliki arti memproses dan mengeduk masakan dalam waktu lama hingga hasil masakan jadi kering. Terbentuknya kuliner rendang datang dari hasil akulturasi budaya yang masuk ke Minang. Salah satunya kuliner yang semacam dengan sajian rendang, yakni kuliner kari dari India.

Pakar Antropologi Universitas Andalas, Yevita Nurti, menjelaskan bahwa terbentuknya masakan di Sumatera Barat terutamanya rendang, tidak terlepas dari dampak budaya warga yang tiba bertandang. Satu di antaranya India.

“Minangkabau memang berpengaruh banyak dari sisi bumbu, karena dahulu dalam sejarahnya orang India dan Pakistan tiba ke Minangkabau untuk cari rempah,” kata Yevi.

Dia menjelaskan, jika sesudah berlangsungnya proses akulturasi lewat perkawinan, bumbu masak yang ada selanjutnya mulai menebar dan diubah oleh warga Minang. Satu di antaranya untuk sajian rendang. Hingga seringkali ada banyak masakan yang memakai rempah serupa rendang, seperti olahan kari dari India.

Yevi juga menjelaskan, dalam sejarah rendang, kuline ini untuk orang Minang tidak cuma satu masakan, tetapi kuat hubungannnya dengan kebudayaan Minang. “Jika disaksikan dari sejarah rendang itu sendiri, kehadirannya terkait dengan adat marantau (merantau) dan budaya pandai besi di Minang,” ucapnya.

Orang Minang populer dengan budaya merantau –berkelana keluar kampung halaman untuk bekerja atau membuka usaha. Dari dulu, orang Minang yang berkelana akan dibekali rendang, karena rendang bisa tahan lama.

“Perjalanan merantau pada waktu itu belum memakai transportasi seperti sekarang ini . Maka, dahulu orang Minang menumpangi kapal atau bis yang memerlukan waktu lumayan lama untuk sampai ke perantauan. Rendang pun menjadi bekal makanan andalan di perjalanan mereka,” ucapnya.

Tidak itu saja, kuali besi yang dipakai sebagai alat membuat rendang, mengisyaratkan jika orang Minang sudah pandai besi dari dahulu. Sebelum ada kompor seperti saat ini, orang Minang mengolah rendang memakai tungku.

Api tungku condong semakin besar, hingga bisa menebarkan panas rata lewat kuali besi saat mengolah rendang. Dalam bahasa Minangkabau, marandang juga memiliki arti mengolah suatu hal dengan bahan santan, yang prosesnya yang lamban (api yang kecil) sampai jadi kering.

Sejarah rendang juga pernah diulas oleh Sejarawan Universitas Andalas, Prof Gusti Asnan. Ia menilai rendang sudah jadi masakan yang menyebar luas semenjak orang Minang mulai berkelana ke Malaka untuk berdagang di awal era ke-16.

“Perjalanan perantau melalui sungai dan memerlukan waktu lama, randang pun jadi opsi pas waktu itu sebagai perbekalan,” hematnya.

Rendang kering benar-benar tahan lama dan tahan berbulan lama waktunya. Rendang makin populer dan menyebar luas benar-benar jauh melebihi daerah aslinya, karena budaya merantau suku Minangkabau.

Perantau dari Minangkabau cukup banyak yang buka usaha rumah makan, di semua nusantara bahkan juga sampai Eropa. Secara tidak langsung, rumah makan ini dipercaya memberi dampak besar dalam mengenalkan rendang di dunia. (da.)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *