Peristiwa Perantau yang Meninggal di Perjalanan Pulang Kampung
Kabupaten Solok – SR, 26 tahun, salah seorang warga Paninggahan, Kecamatan Junjung Siriah, Kabupaten Solok yang merantau di Tangerang Selatan, Provinsi Banten, meninggal dunia dalam perjalanan menuju kampung halamannya, Rabu (8/4).
Namun, jenazah SR tidak bisa diangkut begitu saja ke kampungnya. Sebab, pihak medis meminta agar jenazah SR menjalani serangkaian pemeriksaan di RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM, terlebih dahulu. Hal itu dilakukan berdasarkan protokol penanganan covid-19 atau virus corona.
Untuk menjelaskan alur kejadiannya, Datiak.com menjabarkan rentetan peristiwa kepulangan SR bersama keluarganya. Informasi ini dihimpun dari berbagai pihak terkait di Pemerintah Kabupaten Solok.
1. Pulang untuk Berobat
Dari informasi yang dihimpun Datiak.com, SR diketahui selama ini tinggal di Jalan Kreo Selatan, Kecamatan Larangan, Kota Tanggerang Selatan. SR diangkut pulang oleh keluarganya karena kondisinya yang sedang sakit.
Bahkan, Camat Junjung Sirih, Herman sempat menyampaikan bahwa SR meninggal bukan karena covid-19, tetapi karena penyakit kanker yang dideritanya. Informasi itu disampaikan Herman berdasarkan keterangan dan bukti yang diperolehnya dari keluarga SR.
2. Meninggal di Perjalanan
Informasi yang disampaikan berbagai pihak terkait di Pemerintah Kabupaten Solok, SR dikabarkan pulang kampung bersama suami, anak, serta ibunya, melalui transportasi darat dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Mereka juga didampingi tujuh orang kerabat. Rombongan tersebut berangkat dari Tangerang Selatan, pada Selasa (7/4) lalu. Namun, saat perjalanan mereka masih di atas kapal Merak menuju Bakauheni, kondisi kesehatan SR memburuk.
Sesampai di pelabuhan Bakauheni, SR pun langsung dilarikan menggunakan ambulans ke RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM, yang terletak di Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan.
Sayangnya, upaya penyelamatan nyawa ibu beranak satu tersebut tidak berhasil. Sebab, SR dinyatakan meninggal dunia saat masih dalam perjalanan di atas ambulas tersebut.
3. Simpang Siur Informasi
Setalah dinyatakan meninggal, pihak RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM memproses jenazah SR sesuai protokol penanganan covid-19. Pihak RSUD melakukan rapid test, serta mengambil sampel swab SR untuk diuji di Laboratorium Litbangkes.
Selanjutnya, jenazah SR dikemas layaknya Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal. Lalu, pihak RSUD mengatarkannya menggunakan ambulans ke kampung halamannya di Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Siriah.
Sesampai di kampung halamannya itulah mulai berkembang isu simpang siur. Yakni terkait jenazah SR yang tetap dibuka oleh pihak keluarga untuk dimandikan. Padahal, pihak RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM telah memperingatkan agar peti jenaza tidak dibuka saat sampai di rumah.
Hanya saja, kabar tersebut tidak disertai bukti yang lengkap. Artinya, hingga saat ini isu yang berkembang itu belum dapat dipastikan kebenarannya.
Namun, Wakil Bupati Solok, Yulfadri Nurdin sempat mengungkapkan bahwa dirinya tetap mengintruksikan Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, agar memeriksa seluruh keluarga SR. Hal itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi Pemkab Solok, dalam menyikapi kondisi pandemi covid-19.
4. Dinyatakan Positif Covid-19
Lima hari setelah SR dinyatakan meninggal, tepatnya pada Senin (13/4), hasil uji sampel swab-nya dikeluarkan oleh Laboratorium Litbangkes. Hasil swab yang langsung dikirim ke Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, lalu dilanjutkan ke Pemkab Solok tersebut, menjelaskan bahwa SR positif terinfeksi virus corona.
Beruntung, Pemkab Solok memastikan telah memeriksa seluruh keluarga korban. Di antaranya anak, suami, dan ibu korban. Lalu, 7 orang kerabat yang mengangkat peti jenazah korban tersebut. Untuk hasilnya akan segera dikeluarkan oleh pihak RSUD Arosuka dalam waktu dekat. (da.)