Senin, 13 Mei 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Hari Ini, Info Terbaru dan Terkini

Prediksi Bill Gates Teknologi AI bakal Buat Google dan Toko Online Mati, Ini Faktanya

Pendiri Microsof, Bill Gates, memprediksi mesin pencari raksasa di dunia, yakni Google, bakal ditinggalkan oleh penggunanya. (Foto: Wikimedia)
1590 pembaca


Pendiri Microsof, Bill Gates, memprediksi mesin pencari raksasa di dunia, yakni Google, bakal ditinggalkan oleh penggunanya. Apa landasan prediksi Bill Gates tersebut?

PREDIKSI Bill Gates sebenarnya tidak saja menyangkut nasib Google ke depan. Tapi, juga menyangkut masa depan Amazon yang diprediksinya bakal mati atau tidak lagi diakses oleh pengguna internet. Penyebabnya, karena Artificial Intelligence (AI) akan makin hebat di masa datang.

Gates menuturkan, AI sangat radikal mengganti sikap pengguna internet. Sebab, teknologi AI bisa mendampingi pengguna secara individual, dalam memenuhi segala kebutuhan seperti informasi. Dengan begitu, baginya menjadi awal orang meninggalkan Google serta Amazon.



“Anda tak akan berangkat ke situs pelacakan kembali. Anda tak akan berangkat ke situs keproduktifan. Anda tak akan berangkat ke Amazon kembali,” kata Gates dalam acara Goldman Sachs and SV Angel, di San Francisco, yang membahas tentang kecerdasan buatan.

Pendamping AI yang kini terus dikembangkan, bakal menyadari keperluan serta tradisi seorang. Jadi, dapat menolong penggunanya terhubung pada data yang  lebih banyak. Gates pun mengatakan, ada satu startup AI yang memikat perhatiannya.

Startup itu memiliki nama Inflection AI, salah satu pendirinya yaitu Mustafa Suleyman, mantan eksekutif Deepmind. Tetapi, untuk menggapai AI dengan pendamping digital, menurutnya banyak  perusahaan bertahan di AI generatif. Sistemnya serupa dengan ChatGPT, chatbot popular punya OpenAI.

Bagaimana dengan Kesiapan Bing Hadapi Teknologi AI?

Jika prediksi Bill Gates teknologi AI dapat menutup usia mesin pencari Google, hal yang sama tentunya juga berpotensi dialami Bing. Sekarang saja, mesin pencari karya Microsoft ini belum mampu memenangi setengan popularitas Google sebagai mesin pencari.

Merujuk dari data yang dihimpun Penulis HubSpot, Caroline Forsey, dari situs gs.statcounter.com, pada November 2021 hingga November 2022, terdapat 11 mesin pencari teratas di dunia. Peringkat pertama ditempati oleh Google. Berikut daftarnya:




  1. Google, dijangkau oleh 80% pasar penelusuran. Bahkan Google sudah menangkap nyaris 95% pengguna lalu lintas ponsel.

  2. Bing, meraih 15% dari penelusuran AS. Mesin pencari ini berada di bawah payung Microsoft.

  3. Posisi ketiga ditempati oleh Yahoo! Sebanyak 3% pasar pencarian dunia yang dikuasainya. Yahoo! ditunjang oleh Bing . Sehingga, hasil penelusuran antara keduanya nyaris serupa.

  4. Yandex, search engine dari Rusia ini mengusai 2% pasar pencarian dunia. Tapi, dominan penggunanya yaitu warga Rusia. Sehingga, Google menggenggam posisi nomor dua di sana.

  5. DuckDuckGo, mencatat 94.758.414 penelusuran secara langsung setiap harinya pada September 2022. Angka itu tampak terus bertambah secara perlahan.

  6. Baidu, mesin pencari yang menguasai 63% pasar mesin pencari di Tiongkok. Tampilannya sangat mirip dengan Google. Bedanya, bahasa bawaannya yaitu bahasa Mandarin.

  7. Ask, yang dulunya dikenali Ask Jeeves. Search engine ini didesain buat jawab pertanyaan. Menurut Ask, tugasnya buat “memungkinnya orang yang ingin ketahui mendapatkan info yang mereka perlukan”.

  8. Naver menjadi mesin pencari terbeken kedua di Korea Selatan. Mereka mengeklaim 28,81% dari pasar mesin pencari di sana. Antar-muka Naver keseluruhan dengan bahasa Korea, dan tak ada versi bahasa Inggris dari website ini.

  9. Ecosia adalah mesih pencari termashyur di Jerman. Di penjuru dunia, Ecosia mendapatkan 0,11% pasar mesin pencarian. Seperti Yahoo!, Ecosia ditunjang oleh Bing.

  10. AOL yang sebelumnya dinamai America Online, menguasai pangsa pasar pencarian di Amerika Serikat, persisnya 86,38%.

  11. Internet Archive sejumlah besar audiensnya juga di Amerika Serikat. Tapi, mesin pencari ini mendapati ketenaran di negara lain, seperti Inggris Raya dan India.

Adellar Prasetya
Penulis