Kamis, 16 Mei 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Hari Ini, Info Terbaru dan Terkini

Maspul Kukuh Tolak Pembangunan Tarok City di 2022, Kenapa?

Kondisi gerbang masuk kawasan Tarok City yang terdapat terpat di dekat Jalan Padang-Bukittinggi di Nagari Kapalo Hilalang, Kecamatan 2x11 Kayutanam. (Hasnul Uncu/DatiakFoto)
2856 pembaca

Padang Pariaman | Datiak.com – Seorang tokoh masyarakat Padang Pariaman, Maspul, menyatakan sikap kukuhnya menolak pembangunan Tarok City dilanjutkan. Hal itu dikemukakannya saat menjadi nara sumber dalam Dialog Detak Sumbar, yang disiarkan secara live oleh PadangTV, tadi malam (26/7/2022).

Kata Maspul, sikapnya menolak pembangunan Tarok City bukan kali ini, tetapi sejak program pembangunan itu diwacanakan Pemkab Padang Pariaman. “Masyarakat sudah demo ke DPRD Padang Pariaman dulu. Dokumen bukti penolakannya masih ada di DPRD,” ungkap Maspul.

Menurutnya, sangat mustahil pendidikan terpusat di satu daerah. Malahan, dia melihat stretegi perguruan tinggi malah membuka kampus cabang di daerah-daerah yang jauh dari kampus induk. Sehingga, masyarakat mudah mendapatkan akses pendidikan.

“Tidak masuk akal Tarok City itu dilanjutkan, karena banyak sekali persoalan yang terjadi di kawasan itu nantinya, Salah satunya kawasan itu sumber airnya Padang Pariaman,” hematnya.

Bahkan, sambungnya, salah satu tuntutan warga sampai sekarang masih belum dipenuhi. Yakni ketika jalan dibangun, lahan pertanian sebagai sumber perekonomian mereka habis. “Sekarang mau di kemanakan masyarakat-masyarakat itu,” tanya Maspul.

“Ketika kampus ini berdiri, riak itu pasti ada. Percayalah. Karena itu bukan sekadar tuntutan, tetapi kesepakatan ninik mamak, didukung oleh masyarakat yang ada di sana,” sambungnya.

Intinya, Maspul kembali pada pandangannya bahwa mewujudkan kawasan kampus terpusat di satu daerah saja, sangat tidak mungkin. Sebab, fasilitas pendidikan harusnya disebar untuk pemerataan layanan pendidikan.

“Tidak ada pendidikan itu dipusatkan. Tidak boleh. Mau diapakan Pasaman Barat kalau kita bicara Sumatera Barat. Mau diapakan Pesisi Selatan dan Dharmasraya, kalau hanya pusatnya di Padang Pariaman,” ungkap Maspul.

“Jangan kita pikirkan hanya Padang Pariaman. Makanya, ndak ada itu, soal pusat pendidikan itu (Tarok City, Red) bagi saya tidak masuk akal itu. Soal pemerintah pusat menetapkan itu sebagai proyek strategis nasional, tidak ada itu. Itu diklaim-klaim saja sama Padang Pariaman itu,” sambung mengundang tawa host dan senyum nara sumber lainnya dalam program tersebut.

Terakhir, Maspul mempertegas alasannya menolak pembangunan Tarok City, karena bercermin pada program pembangunan terdahulu. Yakni Padang Industri Park yang diproyeksikan pembangunannya di Kecamatan Batang Anai.

“Itu (lahan untuk Padang Industri Park, Red) luasnya 300 hektare lebih kurang. Dan itu gagal. Ini dijadikan kawasan-kawasan lain. Yang teraniaya itu siapa? Kan masyarakat. Jadi, kita sudah terbiasa dengan hal itu,” paparnya.

“Makanya, saat direncanakan pembangunan Tarok City ini, saya agak getol mengkritisi dari awal sampai akhir bersama masyarakat nanti,” tukas Maspul.

Dalam dialog itu, hadir juga nara sumber dari Pemkab Padang Pariaman. Yakni Plt Kepala Dinas PUPR Padang Pariaman, Budi Mulya, dan Plt Kepala DLH Padang Pariaman, Arkadius Uyung. Keduanya memaparkan bahwa Pemkab Padang Pariaman sampai sekarang masih komitmen mendukung kelanjutan pembangunan Tarok City.

Kedua perwakilan Pemkab Padang Pariaman itupun memaparkan penjelasan-penjelasan yang membantah anggapan Maspul. Di antaranya soal belum adanya sertifikat yang diterbitkan, lalu terkait pernyataan dari pihak-pihak di pemerintahan pusat yang menyatakan Tarok City layak dijadikan pilot project nasional.

Sebelumnya, Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur, saat peringatan Hari Jadi ke-189 Kabupaten Padang Pariaman, sebenarnya juga sudah mengingatkan agar perguruan tinggi yang telah mendapatkan sertifikat tanah di Tarok City, agar memulai membangun di Tarok City tahun 2022 ini.

Jika tidak, maka sesuai kesepakatan yang diatur, tanah akan kembali lagi ke Pemkab Padang Pariaman hak pengelolaannya. Untuk itu, Suhatri Bur mengajak pihak kampus minimal memulai meletakkan batu pertama di sana.

Nara sumber lainnya dalam acara tersebut yaitu Tommy Adam dari Walhi Sumbar, dan Haryani yang merupakan Ahli Tata Ruang dari Universitas Bung Hatta. Selengkapnya isi dialog yang berlangsung selama sekitar 1 jam itu, dapat disaksikan di kanal YouTube Official Padang TV News.

Untuk diketahui, Tarok City salah satu kawasan terpadu yang mulai digarap Pemkab Padang Pariaman sejak tahun 2017 lalu. Selain perguruan tinggi, terdapat beberapa instansi/lembaga yang menyatakan minatnya untuk membangun fasilitas mereka di sana.

Hanya saja, sampai sekarang baru tiga pihak yang dapat dipastikan bisa memulai pembangunan di sana. Yakni Universitas Negeri Padang (UNP), Politeknik Negeri Padang (PNP), dan Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.

Pasalnya, ketiga kampus negeri itu sudah menerima sertifikat tanah peruntukannya di Tarok City pada tahun 2021. Setifikat itu diserahkan langsung oleh Ali Mukhni yang kala itu menjabat Bupati Padang Pariaman, saat peringatan Hari Jadi ke-188 Kabupaten Padang Pariaman, di Hall IKK Padang Pariaman. (da.)


Hasnul Uncu
Penulis