Kenaikan Harga Bahan Pokok terhadap Daya Beli Masyarakat
Di Indonesia salah satu permasalahan yang sering terjadi adalah mengenai kenaikan harga bahan pokok yang belakangan ini kian menjadi masalah yang serius.
Kenaikan harga bahan pokok adalah salah satu yang dapat mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu barang atau produk. Berdasarkan hukum permintaan menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan akan barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan akan suatu barang tersebut.
Bahan pokok adalah kebutuhan sehari-hari manusia yang harus dipenuhi. Bahan pokok juga sering disebut dengan sembako yang merupakan singkatan dari sembilan bahan pokok yang terdiri dari berbagai bahan-bahan makanan dan minuman yang secara umum sangat di butuhkan oleh masyarakat.
Tanpa sembako kehidupan rakyat indonesia bisa terganggu karena sembako merupakan sebuah kebutuhan pokok utama sehari-hari yang wajib ada dan dijual bebes dipasaran. Sembako itu diantaranya beras, jagung, sagu, gula pasir, sayur-sayuran dan buah-buahan, daging-dagingan, minyak goreng, susu, telur, minyak tanah/gas dan garam.
Harga sembako yang melambung tinggi seperti beras, minyak goreng, cabai dan lain sebagainya mengalami kenaikan harga yang signifikan. Tetapi bahan pokok ini merupakan bahan utama yang sangat di butuhkan dalam rumah tangga, sehingga walaupun mengalami kenaikan harga bahan pokok tersebut akan tetap dibeli.
Kenaikan bahan pokok merupakan sebuah pengaruh terhadap perekonomian masyarkat. Yang sering mengalami kenaikan harga biasanya adalah beras, sehingga dapat memicu kenaikan pada bahan pokok lainnya. Kenaikan harga bahan pokok sangat dirasakan oleh masyarakat menengah kebawah.
Kenaikan harga bahan pokok membuat kalangan masyarakat menengah ke bawah akan merasakan kesulitan memenuhi kebutuhan. Seperti halnya beras dan cabai. Apabila cabai mengalami kenaikan harga, maka masyarakat menengah ke bawah yang biasanya membeli cabai satu atau dua kg, hanya mampu membeli ½ kg. Bahkan, sampai dengan ¼ kg. Begitu juga dengan beras yang biasanya masyarakat membeli beras per karung isi 10 kg, kini hanya bisa membelinya 1 kg atau per rantang.
Faktor iklim dan cuaca yang tidak menentu, faktor infrastruktur seperti jalan yang rusak yang dapat menghambat jalur distribusi, kekeringan, serangan hama, serta dengan faktor perkembangan harga bahan pokok yang menanggung jalanya distribusi.
Contohnya saja ketika cuaca panas secara terus menurus maka sawah akan kekeringan dan susah untuk mendapatkan air. Hal tersebut dapat mengakibatkan petani gagal panen, sehingga memicu terjadinya keterbatasan stok pangan.
Selain itu, kenaikan harga bahan pokok juga bisa disebabkan oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Pasalnya, dalam proses distribusi bahan pokok akan membutuhkan kendaraan untuk memperlancar dan mempermudah proses pemasaran. Oleh sebab itu, kenaikan harga bahan pokok solusi untuk mengatasi kerugian para petani.
Negatifnya, kenaikan harga bahan pokok akan dapat mengurangi konsumsi masyarakat. Konsumsi merupakan suatu tindakan manusia menggunakan dan menikmati kegunaan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan. Pasalnya, harga bahan pokok tidak sebanding dengan pendapatan masyarakat tersebut.
Akan tetapi, berbeda dengan masyarakat golongan atas akan tetap membeli atau mengosumsi bahan pokok seperti biasanya, dikarenakan mereka mampu untuk membelinya.
Terkadang kenaikan harga pada bahan pokok banyak dimanfaatkan oleh oknum spekulan, seperti mereka menjual bahan pokok yang kurang segar. Contohnya saja cabai spekulan menjual cabai yang layu, cabai yang ada penyakit goreng dan lain sebagainya dengan harga yang lebih murah. Mereka pasti berfikir kalau menjual cabai pasti akan dikarenakan harganya yang murah.
Kenaikan harga bahan pokok bisa berakibat pada kesejahteraan masyarakat rumah tangga yang sebelumnya dapat memenuhi hampir kebutuhannya, akan tetapi naiknya bahan-bahan pokok masyarakat mulai membatasinya. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga. Di mana masyarakat harus lebih mengutamakan kebutuhan primer yang berperan dalam kehidupan sehari-hari dan harus mengesampingkan kebutuhan sekunder dan tersier.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
langkah pertama yang harus dilakukan yaitu dengan cara menyeimbangkan produksi dengan kebutuhan. masyarakat harus menyeimbangkan prosuksinya dengan kebutuhannya dengan cara masyarakat mengatur pola konsumsi dalam memenuhi kebutuhannya yang biasa digunakan untuk sesaat itu saja. justru sebalik berubah menjadi pola konsumsi untuk pemenuhan kebutuhan jangka waktu yang lama.
Langkah kedua yaitu operasi pasar. Langkah ini dilakukan untuk mecegah dan menidak tegas para spekulan yang terbukti menaikan harga semaunya di pasaran. Dan ini bertujuan untuk melindungi msyarakat agar tidak terbebani dengan keneikan-kenaikan harga bahan pokok.
Langkah ketiga yaitu pemerintah harus mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi kenaikan harga bahan pokok dengan cara pemerintah harus meningkatkan produksi bahan pokok atau bahan pangan. (*)
Artikel opini ini ditulis oleh Novita Sartika Dewi, Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang.
- Dapatkan berita terbaru, ikuti kami di Google Berita.

