Kelangkaan Solar di Sumbar Bisa Lumpuhkan Perekonomian
Padang | Datiak.com – Kelangkaan solar di Sumbar masih terjadi di sejumlah daerah di Sumbar sampai kemarin. Antrean mobil yang akan mengisi biosolar di SPBU-SPBU sampai ke jalan. Hal itu tentunya mengganggu kelancaran lalu lintas di sekitar SPBU.
Seperti di SPBU Pulaupunjung dan SPBU Sialang, Dharmasraya. BBM jenis biosolar memang langka. Rabu (16/6), sejumlah kendaraan telah mengantre hingga ke jalan di SPBU Pulaupunjung. Lalu, SPBU di Jalan Khatib Sulaiman terlihat antrean kendaraan baik kecil hingga besar diperkirakan sepanjang kurang lebih 1 kilometer sekitar pukul 17.00 WIB.
Akibatnya ruas jalan utama Padang agak terganggu dengan panjangnya antrean kendaraan yang dominan berukuran besar. Terlihat juga antrean panjang kendaraan di SPBU di Jalan Batangarau sekitar pukul 16.15.
Selain di Kota Padang, antrean kendaraan juga terjadi di SPBU Ngalau Kota Payakumbuh sekitar pukul 09.00. Antrean sekitar 1 kilometer ke arah Kota Payakumbuh. Akibat antrean kendaraan ini, membuat ruas jalan Padang-Pekanbaru ini terjadi padat merayap baik dari Bukittinggi maupun sebaliknya dari arah Payakumbuh sekitar 1 Kilometer.
Pada sore harinya, sekitar pukul 17.00 masih terlihat antrean kendaraan mengisi bahan bakar di SPBU tersebut tetapi tidak sampai hingga ke jalan. Kondisi ini menjadi perhatian serius DPRD Sumbar. Pasalnya bisa berdampak pada lumpuhnya ekonomi.
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua DPRD Sumbar Suwirpen Suib, kemarin (16/6). Dia melihat kelangkaan solar di Sumbar sudah terjadi sejak beberapa hari. Ini dilihat dari panjangnya antrean mobil berukuran besar di sejumlah SPBU di Padang.
Katanya, jika kelangkaan solar di Sumbar berkepanjangan, bisa membuat ekonomi lumpuh. Pasalnya mayoritas mobil membawa barang adalah mobil berbahan bakar solar. Dengan begitu, tentu akan membutuhkan waktu dalam proses pengiriman barang, terutama dari Sumbar ke daerah lain.
“Biaya angkut barang akan bertambah. Belum lagi waktunya. Pasalnya sopir harus mengantre dulu untuk mendapatkan solar. Jika terjadi seperti ini terus, akan membuat ekonomi Sumbar lumpuh,” katanya.
Di sisi keamanan dan kenyamanan berlalu lintas, juga mengancam keselamatan pengendara lain. Mobil besar yang mengantre solar di SPBU sampai ke pinggir jalan. Dengan begitu, badan jalan semakin sempit. “Kemacetan dan rawan kecelakaan terjadi ketika antrean mobil di sekitar SPBU sampai ke jalan,” katanya.
Bahas Kelangkaan Solar di Sumbar
Untuk itu, DPRD Sumbar akan segera berkoordinasi dengan Gubernur dan Pertamina dalam mencari solusi hal ini. “Segera kita agendakan pertemuan. Kami di DPRD juga sudah membahas ini secara lisan dengan sesama anggota dewan. Kita maunya pertemuan nanti ada solusi langsung,” ujarnya.
Di sisi lain, dia juga merasa heran mengapa terjadi kelangkaan solar di Sumbar. Padahal di Pekanbaru, Riau, dia melihat tidak ada kelangkaan solar tersebut.
Pengamat ekonomi Elfindri menyampaikan jika ini terus berlanjut (kelangkaan solar di Sumbar) akan membuat pengaruh ekonomi Sumbar. Bahan bakar ini mendukung transportasi dalam membawa logistik. “Saat ini masih belum berpengaruh. Karena saya lihat baru beberapa hari. Namun jika terus berlanjut maka akan berdampak pada ekonomi,” katanya.
Apalagi bagi pengusaha logistik yang mudah busuk. Mereka harus berpacu dengan waktu dalam mendistribusikan barang yang akan dijual. Jika terlambat akan rugi. Di sisi lain, Elfindri melihat pengusaha masih sulit beralih pada BBM nonsubsidi.
Apalagi di masa pandemi Covid-19, ekonomi baru akan pulih. Jika ini dipaksakan banyak pengusaha akan terdampak. Untuk itu, bisa dilakukan secara bertahap agar tak ada gejolak ekonomi di Sumbar.
Elfindri menyampaikan saat ini tentu dipertahankan dalam penggunaan BBM subsidi untuk usaha. Pemerintah harus bisa melakukan kontrol terhadap kesediaan BBM, sehingga tidak terjadi kelangakaan, seperti kelangkaan solar di Sumbar. (da.)
Temukan berita Sumbar terkini di Datiak.com
