Sabtu, 20 April 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Hari Ini, Info Terbaru dan Terkini

Jembatan Terpanjang di Dunia Dibahas, Padang-Malaysia Bisa Naik Mobil

The Danyang-Kunshan Grand Bridge kini menjadi jembatan terpanjang di dunia. Panjang jembatan mencapai 164,8 kilometer (km) . Pembangunan Jembatan Danyang ini berlangsung tahun 2006 hingga 2010, dengan mempekerjakan sekitar 10 ribu orang. Pembuatannya menyerap dana sekitar US$8,5 juta. (Foto: Ist)
704 pembaca

Padang | Datiak.com – Rencana pembangunan jembatan terpanjang di dunia yang bakal menghubungkan Indonesia-Malaysia terus digalakkan Pemprov Riau. Jika hal ini terwujud, efeknya tentu juga menguntungkan masyarakat di Pulau Sumatera. Termasuk Sumbar terntunya. Sebab, Padang-Malaysia bisa dilakukan dengan mobil atau kendaraan darat yang lain.

Selama ini, hal itu memang masih dalam rencana. Tetapi, perkembangannya masih tetap bergerak ke arah yang nyata. Hanya saja, realitanya sudah mulai mengarah pada rencana tersebut. Sebab, sekarang Padang-Pekanbaru-Dumai akan tersambung melalui jalan tol. Jalan tol ini, beberapa sudah selesai (Jalan Tol Pekanbaru-Dumai). Sementara Jalan Tol Padang-Pekanbaru yang disebut jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tengah dibuat.

Lalu, dari Dumai ke Rupat (pulau Indonesia yang paling dekat ke Melaka, Malaysia), akan tersambung oleh jembatan. Selama ini, rencana jembatan ini sudah diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Riau. Wakil Bupati Bengkalis Bagus Santoso, memberikan saran jembatan itu  saat Musrenbang Provinsi Riau Tahun 2022.

Seterusnya, Rupat (Indonesia) dan Melaka (Malaysia) akan tersambung oleh jembatan kembali. Project ini yang kemungkinan akan perlu waktu dan pengkajian lebih jauh. Tetapi, rencana pembangunan jembatan Rupat-Melaka yang akan jadi jembatan terpanjang di dunia ini, terus dibahas oleh 2 negara ini. Perkembangannya juga terus memperlihatkan jika pembangunan jembatan ini bukanlah satu yang tidak mungkin.

Gubernur Riau Syamsuar menjumpai Yang Dipertuan Negeri Melaka Tun Dato Seri Utama H Mohd. Ali Mohd. Rustam, di Istana Negeri Melaka Malaysia, Sabtu (28/5). Dalam tatap muka itu, kembali dibahas masalah pembangunan jembatan terpanjang di dunia dari Rupat ke  Melaka. Sebagai langkah pertama, Syamsuar menyarankan pembangunan roll-on/roll-off (RoRo) Dumai-Melaka dipercepat.

Masalah pembangunan RoRo ini, kata Syamsuar, Indonesia atau Malaysia beberapa kali sudah lakukan diskusi. “Semua membicarakan mengenai pembangunan RoRo Dumai-Melaka,” sebutkan Syamsuar seperti termuat di lama resmi situs Pemerintah Provinsi Riau.

Syamsuar mengutarakan, saat Covid-19 menerpa tidak ada ulasan tentang itu. Paling akhir, Pemprov Riau melangsungkan tatap muka pada 2020 lewat virtual. Pertemuan itu dipimpun Menko Marves, yang didampingi beberapa menteri, seperti Menteri Perhubungan RI.

“Sekarang ini kami berpeluang untuk bertandang ke Malaysia membicarakan dengan beberapa menteri. Menteri Dalam Negeri Malaysia turut sampaikan permasalahan dengan keinginan bisa sampai ke Perdana Menteri Malaysia,” ungkapkan Syamsuar.

Syamsuar mengatakan, sebagai bentuk dari tindak lanjut penerapan pertemuan IMT GT yang dikerjakan di Bangkok beberapa lalu, Pemerintahan Indonesia masih tetap meneruskan program yang telah ditunggu oleh warga Riau ini.

“Di saat pertemuan IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand-Growth Triangle) itu, kebenaran saya turut delegasi pak Presiden. Maknanya, saya dengar sendiri apa rencana antara Indonesi dengan Perdana Menteri Thailand dan Malaysia,” tutur Syamsuar.

Dia menambah jika Pemerintahan Indonesia lewat Menteri Perhubungan dan pemda, masih tetap menyiapkan beberapa langkah untuk pembangunan RoRo Dumai-Melaka ini. “Keinginannya, dapat juga menolong merealisasikan hajat kita untuk sambungkan Thailand, Malaysia dan Indonesia lewat Dumai,” sambungnya.

Rencana pembangunan RoRo Dumai-Melaka dan jembatan terpanjang di dunia, yakni jembatan Rupat-Melaka ini, patut didukung maksimal. Sebab sangat memudahkan masyarakat Indonesia, terlebih di Sumatera. Jarak Padang-Malaysia pun kian dekat, jika Jalan Tol Trans Sumatera rampung.

“Tetapi, langkah pertama untuk merealisasikan pembangunan jembatan Melaka-Rupat, yaitu pembangunan Roro Dumai-Melaka harus semakin bertambah kemajuannya. Tentu saja kami harap bukanlah hal yang tidak mungkin pembangunan jembatan ini bisa kita mewujudkan bersama,” sambung Gubernur Riau, Syamsuar.

Disamping itu, ia menerangkan untuk Pemerintahan Indonesia lewat Menteri Perdagangan sudah tunjuk Riau sebagai pusat perdagangan yang berada di daerah Sumatera. “Maka Riau dipilih sebagai pemasar komoditi dari beragam ekspor yang dapat dikirimkan ke Malaysia dan Thailand. Untuk jalinan sosial budaya sudah pasti. Terlebih kita ini satu rumpun, pasti banyak kemajuanlah,” terangnya.

Oleh karenanya, Pemprov Riau yang kini dipimpinnya, benar-benar memberikan dukungan pembangunan ini untuk perkembangan Indonesia dan Malaysia. “Dari sisi ekonomi kita punyai komoditi yang bisa ditawarkan ke Malaysia. Malaysia bisa juga pasarkan komoditi dari Malaysia ke Indonesia, lewat RoRo Dumai-Melaka yang kita harap terealisasi pembangunannya,” tambah Syamsuar.

Dia menjelaskan, jika rencana pembangunan RoRo Dumai-Melaka ini sudah memperoleh kesepakatan dari beragam pihak. “Pembangunan RoRo Dumai-Melaka ini masuk RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional). Jadi, sudah masuk program pak Presiden sampai 2024,” cermatnya.

Maka dari itu, loyalitas di antara kedua pihak sampai sekarang ini masih tetap berjalan dan tetap dikerjakan. Dia mengatakan Pemprov Riau bakal terus menggerakkan dan memberi yang terbaik bila terjadi masalah di Melaka.

“Sekarang ini Presiden juga membuat Tol Trans Sumatera, dimulai dari Lampung ke arah Aceh serta Riau. Bila pembangunan jalan Tol Trans Sumatera ini sukses, tentu saja membuat perkembangan yang hebat untuk Indonesia dan Malaysia,” tutur Syamsuar.

Pemprov Riau pastikan jika Pembangunan RoRo Dumai Melaka ini akan menolong tingkatkan industri pariwisata. “Tentu itu, pembangunan RoRo Dumai-Melaka ini akan lebih memajukan bidang pariwisata, termasuk ekonomi inovatif dan lain-lain. Saya berpikir itu sudah tentu,” kata Gubernur Riau Syamsuar. (da.)


Hasnul Uncu
Penulis