Kamis, 16 Mei 2024

Datiak.com

Berita Sumbar Hari Ini, Info Terbaru dan Terkini

Jembatan Kayu Gadang Ambruk Lagi: Dibangun 2020, Ternyata Inilah Penyebabnya

Kondisi Jembatan Kayu Gadang di Kecamatan Lubuk Alung yang sebagian badannya terban ke dalam sungai, pada Minggu malam (7/5/2023). Cukup ramai warga yang menyaksikan kondisi jembatan tersebut, Senin (8/5/2023). (Hasnul Uncu/DatiakFoto)
1932 pembaca

Padang Pariaman | Datiak.com – Jembatan Kayu Gadang ambruk lagi. Jembatan di Kecamatan Lubuk Alung itu, terban pada Minggu (7/5/2023) sekitar pukul 23.00. Masyarakat di sekitar Nagari Sikabu pun dibuat kaget. Pasalnya, setengah dari badan jembatan yang terjun ke dalam sungai Batang Anai di sana.

Seperti diketahui, sebelum Jembatan Kayu Gadang ambruk, masyarakat sudah menutupnya pada Minggu pagi (7/5/2023). Pasalnya, masyarakat melihat bagian jembatan sudah muncul retak. Sehingga, jembatan dinilai berisiko untuk dilalui. Ternyata benar, tak cukup 24 jam, jembatan terban pada Minggu malam (7/5/2023).

“Tadi malam saya masih lewat di sini sekitar jam 9. Memang jembatan ini sudah dilarang untuk dilalui. Tapi, retaknya masih sedikit,” ujar Arman, 52, salah seorang warga yang melihat Jembatan Kayu Gadang ambruk, Senin sore (8/5/2023).

Menurutnya, Jembatan Kayu Gadang ambruk karena bagian kaki jembatan rusak tergerus air. Katanya, kondisi itu sebenarnya sudah berlangsung cukup lama. Namun diperparah dengan terjangan air sungai pada Minggu (8/5/2023). “Lihat saja dam yang tersisa itu sudah banyak yang lepas. Itu karena terjangan air sejak lama,” hematnya.

Hal senada disampaikan oleh Fitri, 27, warga Sikabu lainnya. Ia menceritakan bahwa bagian kaki jembatan yang runtuh itu memang sudah lama dihantam air. Selama ini, tanah dinding sungai dekat jembatan itupun terus terkikis air. “Harusnya kan bagian dinding dan tanah sekitar jembatan itu dicor agar kokoh dari terjangan air,” hematnya.

Sedangkan salah seorang tokoh masyarakat Lubuk Alung, Mailon Maneza, berharap agar kejadian Jembatan Kayu Gadang ambruk harus diinvestigasi pihak terkait. “Kalau kita bicara teknis pengerjaan tentu tidak tepat. Kalau kejadian ini tidak diinvestigasi pihak terkait, akan turun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah,” katanya.

Dikonfirmasi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Padang Pariaman, El Abdes Arsyam, menilai bahwa spekulasi masyarakat wajar saja dalam setiap kejadian. Termasuk menyangkut Jembatan Kayu Gadang ambruk tersebut.

“Namun secara teknis kan tidak demikian. Kerusakan ini murni karena kejadian bencara banjir yang dahsyat. Aliran sungai sangat deras karena hujan berkepanjangan,” ujar El Abdes yang mendampingi Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur, ketika meninjau Jembatan Kayu Gadang ambruk itu, Senin (8/5/2023).

El Abdes mengaku tak tahu bagaimana perencanaan hingga pengerjaan Jembatan Kayu Gadang dilakukan di tahun 2020. Sebab, saat itu dirinya belum menjabat Kadis PUPR Padang Pariaman. Bahkan, tidak berkecimpung di dinas tersebut sama sekali.

“Tapi kalau yang saya lihat ya, strukturnya bagus. Tidak ada yang tampak bermasalahan. Artinya, ini memang karena bencana. Hal yang tentunya sama-sama tidak kita inginkan,” tukasnya.

Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur, juga mengatakan bahwa dirinya tidak tahu bagaimana perencanaan hingga dilakukan pembangunan jembatan di tahun 2020. Sebab, saat menjabat Wakil Bupati Padang Pariaman di masa itu, dia sama sekali tidak terlibat.

“Yang jelas, tadi saya sudah telepon langsung ke BNPB. Alhamdulillah laporan kita direspon baik, dan meminta agar segera usulkan proposal ke BNPB. Ini sudah mulai dipersiapkan oleh jajaran kita di BPBD,” tukasnya.

Pernah Ambruk 2017

Jembatan Kayu Gadang Ambruk rahun 2017
Jembatan Kayu Gadang di Kecamatan Lubuk Alung saat ambruk di tahun 2017. (Foto: Ist)

Untuk diketahui, Jembatan Kayu Gadang tersebut sebelumnya juga ambruk di tahun 2017. Saat itu, strukturnya berjenis jembatan baja. Ukurannya pun hanya bisa dilalui 1 unit minibus/dumtruk. Kondisi jembatan kala itu memang sudah sangat tua.

Putusnya Jembatan Kayu Gadang di tahun 2017, saat 1 unit truk pengangkut pasir melintas di atasnya. Bagian yang terban tahun 2017, sama persis dengan yang terban pada Minggu (7/5) ini. Setelah kejadian itu, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman pun mengusulkan bantuan ke BNPB. Usulan pun baru terealisasi di tahun 2020, dan jembatan mulai difungsikan di tahun 2021. (da.)


Adellar Prasetya
Penulis