HKI Sikapi Keluhan Petani yang Sawahnya Terdampak Pembangunan Tol
Padang Pariaman | Datiak.com – PT Hutama Karya Infrastruktur atau HKI sikapi keluhan petani di Nagari Parit Malintang, Kecamatan Enam Lingkung. Tepatnya di sekitaran kawasan pengerjaan Tol Padang-Pekanbaru Seksi 1 di sana. Pasalnya, petani tersebut mengaku sawah mereka terdampak pembangunan tol tersebut.
Pertemuan antara HKI dan sejumlah petani tersebut, difasilitasi pemerintah nagari dan Bamus Nagari Parit Malintang. Turut mendampingi unsur TNI dari Kodim 0308/Pariaman serta Babinsa setempat, dan dari Polres Padang Pariaman.
Diskusi tersebut dibuka oleh Wali Nagari Parit Malintang, Surdiman. Ia pun memberikan pengantar mengapa pertemuan tersebut diadakan. Untuk jelasnya, Surdiman pun meminta setiap petani yang hadir menyampaikan keluhannya kepada pihak HKI.
“Kami berterima kasih karena kesediaan HKI sikapi keluhan petani kami di sini,” ujar Sudirman kepada para petani dalam pertemuan di Aula Kantor Wali Nagari Parit Malintang tersebut, Sabtu (22/10/2022).
“Tema diskusi kita hari ini itu, masyarakat atau petani bertanya, HKI menjawab. Jadi, sekecil apapun unek-unek bapak/ibu, sampaikan sekarang. Biar bisa dicarikan solusi terbaiknya. Sehingga, solusi bisa diperoleh,” sambung Sudirman.
Hal senada juga dikemukakan Ketua Bamus Nagari Parit Malintang, Syamsirman. Menurutnya, setiap pekerjaan pembangunan pasti ada risiko. Termasuk pembangunan Tol Padang-Pekanbaru Seksi 1. Namun, semua itu bisa diselesaikan bersama agar tidak ada yang dirugikan.
“Artinya, dalam pertemuan ini kita cari solusi bersama. Bagaimana petani tidak dirugikan dan PT HKI juga tidak dirugikan nantinya,” ungkapnya.
Syamsirman pun mengatakan, pertemuan itu diadakan sebenarnya bentuk dukungan pemerintah nagari, Bamus serta masyarakat Nagari Parit Malintang terhadap pembangunan Tol Padang-Pekanbaru Seksi 1. Jadi, segala sesuatu tetap dibicarakan dengan musyawarah.
“Sekarangkan masyarakat mengaku sawahnya terdampak hingga gagal panen. Mungkin HKI bisa carikan solusi seperti kompensasi. Lalu irigasinya yang tertutup dan sawah yang tertimbun bagaimana perbaikannya,” ungkap Syamsirman.
Hal-hal itu, sambungnya, perlu disepakati HKI dan pemilik lahan. Misalnya kapan sawah dan saluran irigasinya bisa dibenahi lagi. Lalu bagaimana membuat pengairan yang memang tidak ada akses irigasinya karena adanya pembangunan ini.
“Kembali saya ingatkan. Semua ini kita diskusikan untuk mencari jalan tengah. Tidak ada pihak yang boleh dirugikan. Kita harus memahami itu secara bersama demi kelancaran pembangunan Tol Padang-Pekanbaru Seksi 1 ini,” tukasnya.

1 Komentar
Komentar ditutup.