Minggu, 2 April 2023

Datiak.com

Berita Terbaru Hari Ini dan Informasi Terkini

4.504 Orang Perantau Solok Memilih Pulang Kampung

49 pembaca

Kabupaten Solok | Datiak.com – Pandemi Covid-19 tampaknya membuat perantau kesulitan di daerah perantauannya. Terlebih para perantau yang penghasilannya bersumber dari pekerjaan harian, seperti berdagang kaki lima. Sehingga, pulang kampung menjadi pilihan terbaik mereka.

Hal ini yang terjadi di Kabupaten Solok. Ribuan perantau Solok pulang kampung. Sehingga, Pemerintah Kabupaten Solok kesulitan dalam membendungnya. Meskipun, Pemkab Solok sudah mengeluarkan imbauan untuk tidak pulang kampung sejak jauh hari.

Hingga Rabu (8/4), jumlah perantau yang pulang ke Kabupaten Solok tercatat 4.504 orang. Perantau yang paling banyak pulang kampung tersebut, yakni di Kecamatan Kubung yang berjumlah 876 orang. Sedangkan di tingkat nagari, perantau terbanyak pulang kampong yaitu di Nagari Sulit Aie yang berjumlah 302 orang.

“Kita sudah sampaikan imbauan, tetapi perantau tetap pulang. Ini (keinginan pulang kampung para perantau, Red) sudah di luar kendali kita,” ujar Bupati Kabupaten Solok, Gusmal.

Menghadapi kondisi tersebut, imbuh Gusmal, langkah yang paling tepat dilakukan pihaknya saat ini yaitu memantau kesehatan para perantau tersebut. Sehingga, mereka benar-benar dapat dipastikan tidak terpapar Covid-19.

Selain itu, pihaknya sudah mengimbau agar para perantau itu menjalani karantina mandiri di rumah hingga 14 hari, terhitung sejak mereka sampai di kampung halaman.

”Kita berharap para perantau menjalani imbauan sebagai bentuk antisipasi. Bisa saja yang terpapar (Covid-19, Red) selama diperjalanan,” hematnya.

Untuk itu, ia turut meminta agar imbauan itu dikawal pelaksanaannya hingga pemerintah terendah, yakni pemerintah nagari. Artinya, wali nagari diminta maksimal berkoordinasi dengan Gugus Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Solok, terkait kondisi warganya.

”Saya harap camat dan wali nagari selalu melaporkan apabila ada perantau yang pulang, terlebih warganya yang datang dari luar negeri,” pintanya.

Semua pihak harus lebih aktif berkomunikasi dan berkoordinasi dan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat. Serta harus sigap dalam melakukan evaluasi dan melaporkan perkembangannya, dan yang terpenting sangat perlu keterbukaan informasi ditengah-tengah masyarakat agar tidak menimbulkan keresahan. (da.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *